1. KECURANGAN BANK / PERUSAHAAN LEASING DAN CARA MENGHADAPI DEBT COLLECTOR |
2. Kultwit ini kami persembahkan kpd para nasabah leasing agar terjaga hak2 nya dr segala kecurangan korporat |
3. Mungkin ada diantara kita atau teman kita yg pernah mengalami kesulitan ekonomi sehingga tdk mampu membayar cicilan motor/mobilnya |
4. Dlm kondisi tersebut hal pertama yg terbayang di benak kita adalah, pasti motor/mobil kita akan disita |
5. Pd kenyataannya memang byk kasus yg berakhir spt itu. Dlm kondisi gagal bayar biasanya debt collector akan menyita motor/mobil kt |
6. Sbg warga yg tdk tahu hukum, kita akan pasrah saja. Bahkan kita merasa bhw itu mmg pantas dilakukan krn kita tdk membayar cicilan |
7. Tapi benarkah memang itu yg seharusnya terjadi? Atau justru kita sedang menzholimi diri sendiri krn membiarkannya terjadi? |
8. Kultwit ini akan memberi bekal kpd pembaca utk memahami hak2nya sbg konsumen agar tdk selalu ditempatkan sbg korban |
9. Bumi ini berputar, tdk selamanya kita selalu berada diatas. Saat kesulitan datang, jgn sampai spt orang yg sdh jatuh tertimpa tangga |
10. Sebagian terbesar konsumen kendaraan bermotor membeli motor/mobilnya dg cara kredit. Hanya sebagian kecil yg membeli dg cara cash |
11. Artinya sebagian besar pembaca kultwit ini jg membeli kendaraan bermotornya melalui cara kredit. Betul begitu? :) |
12. Pembelian dg cara kredit ini bisa dilakukan melalui Bank atau perusahaan leasing. Tapi pada prinsipnya sama2 leasing |
13. Pada garis besarnya kredit konsumtif terbagi dlm 2 kategori: 1. Kredit Tanpa Jaminan, 2. Kredit Dengan Jaminan |
14. Contoh Kredit Tanpa Jaminan: Kartu Kredit dan KTA. Disebut tanpa jaminan krn memang tdk dibutuhkan jaminan utk memperoleh kredit tsb |
15. Contoh Kredit Dengan Jaminan: Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Kendaraan (Leasing), Rekening Koran, dll |
16. Karena karakter kreditnya yg berbeda mk kami bedakan pula kultwit cara menghadapi masalah yg ditimbulkannya |
17. Pembelian dg cara kredit ini memang menguntungkan banyak pihak. Konsumen diuntungkan krn bs memiliki kendaraan dg dana yg terbatas |
18. Pihak Bank atau Perusahaan Leasing sgt diuntungkan krn memperoleh profit yg sangat besar dr industri ini |
19. Pihak dealer juga diuntungkan krn dagangannya laris manis. Dan pihak leasing akan memberi bonus utk tiap unit yg terjual |
20. Tdk heran saat ini banyak dealer2 yg tidak terima pembayaran secara cash, hrs dg cara kredit. Ini biasanya tjd pd dealer sepeda motor |
21. Jika saling menguntungkan begini kan seharusnya tdk ada masalah. Win-win, semua masuk surga |
22. Tapi rupanya banyak masalah yg muncul dr usaha ini. Kebanyakan dikarenakan adanya praktek2 curang yg dilakukan oleh pihak Bank/Leasing |
23. Saat aplikasi kredit kita telah disetujui oleh pihak Bank/Leasing, maka kita diwajibkan utk membayar DP (uang muka) |
24. Aturan terbaru (2012) utk kredit motor DP minimal sebesar 20% dan utk kredit Mobil DP minimalnya sebesar 25% |
25. Selanjutnya, dilakukanlah perjanjian kredit (akad kredit) antara debitur (konsumen) dan kreditur (Bank/Perusahaan Leasing) |
26. Pd tahap inilah kecurangan Bank/Leasing dimulai. Bagi masyarakat umum yg tdk jeli sulit melihat kecurangan ini |
27. Namun kami ingatkan, dibalik wajah2 ramah dan pakaian necis para pegawai tsb sebenarnya mrk sdg menjalankan usaha yg licik dan jahat! |
28. Dlm proses akad kredit pernahkah pihak Bank/Leasing memberikan draft perjanjiannya beberapa hari sebelumnya utk kita pelajari? |
29. Tdk pernah! Bahkan jika kita minta pun tdk akan pernah mrk berikan! Kenapa demikian? |
30. Jawabannya sederhana. Agar kita tdk sempat memahami dg baik apa isi dari perjanjian tsb! |
31. Perjanjian akad kredit yg berlembar2 itu selalu diberi pihak Bank/Leasing mendadak, sesaat seblm kt tanda tangan |
32. Dari gejala ini seharusnya kita menyadari bahwa ada sesuatu yg disembunyikan dlm perjanjian tsb! |
33. Pd kenyataannya isi dr perjanjian itu banyak yg bersifat sepihak, merugikan konsumen, bahkan melanggar hukum! |
34. Inilah alasannya mengapa Bank/Leasing tdk menerima pengacara atau polisi sbg konsumennya |
35. Perjanjian yg kt tanda tangani tsb disebut oleh pihak Bank/Leasing dsb sbg Perjanjian Fidusia. Apakah perjanjian Fidusia itu? |
36. “Perjanjian fidusia adlh perjanjian hutang piutang antara kreditur dg debitur yg melibatkan penjaminan yang.. |
37. kedudukannya tetap dlm penguasaan pemilik jaminan dan dibuat Akta Notaris dan didaftarkan ke kantor pendaftaran fidusia” |
38. Dg perjanjian fidusia ini keditur (pihak pemberi kredit) memiliki hak eksekutorial langsung jk debitur melakukan pelanggaran perjanjian |
39. Pertanyaannya adalah, apakah perjanjian yg kt tanda tangani saat akad kredit itu termasuk perjanjian fidusia? Jawabannya, TIDAK! |
40. Pernahkah dlm proses penandatanganan akad kredit pembelian motor bahkan mobil kita dihadapkan pd Notaris? TIDAK! |
41. Hanya dg memberi kata2 “Dijaminkan Secara Fidusia” tdk lantas secara otomatis membuatnya mjd sebuah perjanjian fidusia |
42. Perjanjian yg kita tanda tangani dg tdk dihadapan notaris itu disebut “Perjanjian Dibawah Tangan” |
43. Msh bayak kecurangan2 lain yg dilakukan pihak Bank/Leasing, spt skema cicilan dan penalti pelunasan yg sgt merugikan konsumen |
44. Sering kita temui keluhan konsumen yg sdh melewati setengah masa termin cicilannya namun mendapati hutangnya hanya berkurang sedikit |
45. Namun kita akan fokus pd konsekuensi yg harus kita hadapi saat mengalami gagal bayar. Utk lebih memahami, mari kita buat ilustrasinya: |
46. Jk kita kredit motor/mobil utk jangka waktu 3 tahun. Lantas setelah memasuki tahun ketiga tiba2 kt tdk lagi mampu membayar cicilan |
47. Adilkah jk dlm kondisi tsb mobil/motor kita disita? Dan benarkah motor/mobil kita boleh disita? |
48. Ingat, sebelumnya kita sdh membayar uang DP (20-25% dr harga) dan selama 2 tahun kita sudah membayar cicilan dg tertib |
49. Artinya dari sisi keadilan, hak kita terhadap motor/mobil tsb jauh lebih besar dibanding hak pihak Bank/Leasing (DP + cicilan 2 thn) |
50. Terlepas dr sisi keadilan. Dari segi hukum pun ternyata sama sekali tdk berhak menyita motor/mobil kita itu. Mengapa demikian? |
51. Pertama, Sebagaimana sdh dibahas diatas bhw perjanjian yg kt tanda tangani tsb sama sekali bkn perjanjian fidusia |
52. Artinya pihak kreditur tdk memiliki hak eksekutorial atas jaminan (motor/mobil) |
53. Kedua, Dlm STNK dan BPKB motor/mobil tsb yg tertera adalah nama kita, bukan nama Bank/Leasing |
54. Artinya motor/mobil tsb secara hukum sah merupakan milik kita, bukan milik Bank/Leasing. |
55. Sedangkan hubungan antara kita dg pihak Bank/Leasing adlh hubungan hutang piutang biasa |
56. Ketiga, Satu2nya pihak yg berhak melakukan eksekusi di negara ini adalah Pengadilan melalui keputusan eksekusi pengadilan |
57. Artinya Bank/Leasing apalagi debt collector sama sekali tdk berhak melakukan eksekusi dg alasan apapun |
58. Tentu saja Bank/Leasing tdk mau menempuh proses pengadilan krn selain memerlukan biaya juga butuh waktu yg tdk sebentar |
59. Dan keputusan pengadilan pasti akan memerintahkan utk dilakukan pelelangan terhadap motor/mobil kt tsb |
60. Dimana hasil lelang harus dibagi dua. Pertama utk membayar sisa hutang kt kpd Bank/Leasing, sisanya mjd hak kita |
61. Cara diatas adalah cara yg sesuai aturan hukum dan tentu saja adil bagi kedua belah pihak. Namun Bank/Leasing tdk menyukainya |
62. Kalau bisa merampas semua mengapa harus berbagi? Itulah alasan mengapa proses penyitaan sepihak spt itu msh saja tjd |
63. Disini kita mulai memahami bahwa proses penyitaan motor/mobil kita tsb sesungguhnya melanggar hukum |
64. Namun seringkali sebagai org yg tdk tahu hukum justru kita yg ditakut2 oleh pihak Bank/Leasing |
65. Karena tahu tdk memiliki dasar hukum maka mrk selalu memakai tenaga pihak ketiga yaitu debt collector |
66. Penggunaan jasa pihak ketiga (Debt Collector) ini adalah upaya pengecut pihak Bank/Leasing utk cuci tangan.. |
67. manakala muncul masalah akibat proses penyitaan yg melanggar hukum tadi. Alasannya tentu saja demi efisiensi |
68. Penting diingat bahwa kasus ini adalah kasus hutang piutang (Perdata) bukan kasus pidana |
69. Jd bahkan polisi pun tdk blh ikut campur apalagi Debt Collector. Mk jgn terkecoh oleh oknum polisi yg sering membekingi debt collector |
70. Point2 berikut adlh cara bagaimana kita menghadapi debt collector dan menghindari proses penyitaan ilegal atas barang kita: |
71. Jk Debt Collector dtg ke rmh atau kantor kt, sapalah dg santun, minta identitas & surat tugas. Minta pula nmr telp pihak pemberi tugas |
72. Jk mrk bersikap santun, sampaikan bhw kt akan menghubungi yg terkait langsung dg perkara utang piutang. Jgn berjanji apapun pd mrk! |
73. Jk mrk mulai meneror, persilahkan mrk utk keluar. Hubungi pengurus RT, RW atau tetangga sekitar |
74. Tdk ada gunanya meminta bantuan pd pihak polisi krn biasanya debt collector sdh menjalin kerjasama dg oknum polisi |
75. Yg paling ditakuti oleh debt collector adlh massa. Jd tdk ada salahnya segera kumpulkan massa saat mrk mulai meneror |
76. Bila perlu teriaki mereka maling atau rampok agar tercipta kerumunan massa secepat mungkin! |
77. Jk mrk berusaha menyita motor/mobil kt, tolak dan pertahankan barang tetap di tangan kita! |
78. Sampaikan dg tegas bahwa yg berhak melakukan eksekusi adlh pengadilan. Perbuatan mrk adlh perampasan yg bisa dijerat pasal 335, 365, 368 |
79. Ingat! Point terpentingnya adlh jgn membiarkan barang cicilan kita dikuasai debt collector. Jk sampai tjd prosesnya akan jauh lbh rumit |
80. Jd ada baiknya ungsikan sj barang cicilan kita tsb ke tempat aman. Jgn gunakan motor/mobil kita sampai kt mampu membayar kembali |
81. Jd tujuannya disini adlh bukan utk tdk membayar hutang tetapi menghindari penyitaan selama kt blm mampu membayar |
82. Apabila sampai harus berurusan dg polisi, jgn sekali2 menitipkan motor/mobil kt pd polisi atau ditinggal di kantor polisi |
83. Tolak dg santun tawaran polisi. Sekali lagi, pertahankan barang tetap di tangan kita sampai mampu melunasi kembali |
84. Dlm banyak kasus oknum polisi justru menyerahkan motor/mobil yg kita titipkan tsb kpd pihak debt collector |
85. Sekali lagi ingat bahwa kasus ini adalah kasus perdata (hutang piutang), bukan kasus pidana |
86. Kasus perdata diselesaikan lewat pengadilan perdata. Itu sebabnya polisi pun dilarang ikut campur dlm kasus ini, apalagi debt collector |
87. Kasus ini baru mjd kasus pidana manakala debt collector sdh merampas motor/mobil, meneror, mempermalukan atau menganiaya kita |
88. Semoga kultwit ini membuka wawasan kita semua. Sebarkanlah informasi ini seluas2nya, anggaplah sebagai sedekah kita |
89. Mudah2an dg membaca kultwit ini kita mampu membantu diri sendiri, saudara2 dan teman2 kita yg kebetulan tertimpa masalah ini |
90. Dg menhindarkan orang2 di sekitar kita mjd korban penzholiman mk kt sdh mjd lilin yg ikut menerangi sekitar kita |
91. Ingat! Orang baik beda tipis dg orang bodoh! Jadilah orang baik tapi jangan menjadi orang bodoh! Semoga bermanfaat | END |
Dear Tweeps! Kultwit kami ttg kecurangan Bank/Leasing jgn diartikan sbg penganjuran utk ngemplang hutang |
Tp sekedar pencerahan agar masyarakat memahami hak2nya dan tdk terus menerus mjd korban keserakahan pihak Bank/Leasing |
Prinsipnya kita tdk boleh menzholimi pihak lain namun kita jg tdk diperbolehkan utk membiarkan pihak lain menzholimi kita |
Bagaimanapun hutang tetap hrs dibayar! Tdk lunas di dunia nanti kt akan ditagih jg di akhirat |
Informasi yg kami sampaikan dlm kultwit tsb memang informasi yg sangat ditakutkan oleh Bank/Leasing |
Krn jika makin byk masyarakat yg memahami hak2nya, mk tertutuplah peluang Bank/Leasing utk menumpuk rejeki secara curang |
Maka sebarkanlah informasi tsb seluas2nya. Jangan biarkan makin banyak korban jatuh krn keserakahan pihak lain |
Kembali kami ingatkan. Jadilah orang baik, tapi jgn pernah mjd orang bodoh. Salam :) |
![]() chirp by @M4ngU5il source from http://chirpstory.com/li/45134 |
12 October 2013
Curangnya Perusahaan Jasa Keuangan / Leasing & Trik Menghadapi Debt Collector by @PartaiSocmed
Labels:
@PartaiSocmed,
Debt Collector,
Keuangan,
Leasing,
Trik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment