20 October 2013

Meluruskan Salah Kaprah Khilafah by @awyyyyy




- kemarin aku sedikit mereplay twit perihal khilafah setelah tak sengaja membaca twit yg mengatakan bahwa khilafah=teokrasi, teokrasi=utopia
- kali ini kembali aku ingin bicara mengenai khilafah dan mendudukkan persoalan khilafah sesuai ilmu yg aku pelajari selama ini...
- karena jika melihat isu khilafah selama ini, atau isu negara Islam, jika dicermati dg baik ternyata semuanya ngglambyar nggak jelas
- tak heran jika yg pro khilafah/negara Islam dan yg kontra sering terjebak pada debat kusir yg sering kali kayak orang nabuh drum kosong
- pernyataan bahwa khilafah sama dengan teokrasi menunjukkan bahwa yg mengatakan seperti itu tak paham hakikat khilafah...
- begitu juga yg mengatakan bahwa khilafah bermula sejak zaman setelah Nabi sampai runtuhnya Ottoman pada 1924 jg tak paham apa itu khilafah
- kenapa aku bisa mengatakan seperti itu? Sebab khilafah yg mereka pahami tidak sama dg apa yg dikatakan Nabi soal khilafah itu sendiri
- Fakta yg aneh tapi nyata, kok bisa mendefinisikan khilafah tapi berbeda dg mafhum khilafah yg disampaikan Nabi secara jelas
- Dalam hadits2 perihal khilafah yg banyak bertebaran dg tegas Nabi menyatakan bahwa khilafah hanya 30 tahun saja setelahnya
- begitu jg yg menyatakan kalau khilafah itu teokrasi. Bagi yg membaca sejarah dg baik pasti langsung tertawa dg pernyataan pendek ilmu itu
- dan kurun waktu 30 tahun itu tepat dibagi oleh pemerintahan 5 tokoh besar dlm sejarah Islam; Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Hasan
- Setelah masa khilafah 30 tahun itu Nabi dg sangat jelas menyatakan bahwa selanjutnya adalah Dinasti (Muluk), bukan khilafah...
- hanya saja para Raja itu (mulai dari dinasti Umayyah, Abbasiyyah sampai Ottoman) melabeli dirinya dg gelar Amirul mukminin...
- Ottoman High Empire masih mending, tidak menyatakan diri sebagai khalifah/amirul mukminin, tapi merendahkan hati dg gelar Sultan
- maka bila yg teriak pro khilafah menggeret masa belasan abad setelah 30 tahun awal pasca wafat Nabi tentu saja salah judul
- cuma memang pada masa dinasti itu suara kaum muslimin jadi satu, di bawah satu komando dinasti2 itu, tidak terpecah belah...
- dan masa kesatuan ummat Islam sedunia itu berlangsung cukup lama, hampir 1300 tahun. Waktu sepanjang itu alami sekali terjadi pasang surut
- tidak sedikit kesuksesan yg dicetak ummat juga tidak sedikit kegagalan yg terjadi. Bagi yg membaca sejarah tahu hal ini dg baik.
- Makanya aku pribadi juga heran terhadap yg mengatakan bahwa sistem khilafah (aku pinjam istilah ya) itu gagal. Statemen yg sangat tergesa
- Jelas sekali orang yg bilang seperti itu tidak cukup cerdas membaca sejarah yg membentang selama 1300 tahun. Paling baca cuplikan terjemah
- Begitu jg yg mengatakan bahwa khilafah = teokrasi. Kalau dikembalikan pada Khilafah versi Nabi pernyataan itu sangat salah sekali...
- Sebab praktek pemerintahan yg dijalankan Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali bukan semacam pemerintahan gereja di masa kegelapan Eropa
- Justru keempat sahabat besar ini banyak meletakkan dasar2 bernegara yg selanjutnya bahkan sampai sekarang diikuti banyak negarawan
- adapun dinasti2 Islam setelahnya, tak cukup jika hanya menilai peran mereka dg baca sejarah cuplikan terjemahan dari penulis Barat lagi
- jika ingin mengkritik dinasti2 itu mesti membaca dg baik referensi2 raksasa semacam Bidayah wa An-Nihayah, Tarikh Dimasyq, Al-Kamil
- Atau kitab tarikh raksasa al-Mubtada' wa al-Khobar karya Ibnu Khaldun (yg kita hanya tahu Muqoddimahnya).
- tanpa membaca referensi2 raksasa itu aku sarankan tidak usah gaya2 kritik khilafah, sebab sebenarnya tidak tahu dg apa yg diocehkan
- So alhasil, baik yg membela khilafah atau yg tidak suka khilafah, baiknya mempelajari lagi dari sumber asli apa sih khilafah itu
- agar tidak terjebak pada debat kusir yg membuang waktu, menguras energi. cukup sayang dan kontraproduktif
- Yg pro khilafah juga gt, jangan cepat2 tertipu oleh pandangan mata. Masa' baru kumpul satu stadion saja yakinnya amit.
- yg kontra khilafah jg gt, tidak perlu lebay dg semisal mengatakan bahwa Pancasila itu harga mati, khilafah tdk cocok buat Indonesia, dll
- Andai masing2 pihak tahu dg baik apa mafhum khilafah yg disabdakan Nabi dan bagaimana prakteknya, tidak akan pernah terjadi debat kusir
- Ini masih soal mafhum khilafah saja. Belum soal keterperdayaan yg pro khilafah jika dilihat dari kacamata ilmu Fiqh Tahawwulat
- Singkatnya (kalau dianalisa, butuh buku menyendiri) khilafah/negara Islam yg dipropagandakan saat ini (maaf) ternyata hoax saja
- makanya kami sendiri selama 10 tahun di Mekkah mempelajari ilmu2 syariat, khilafah/negara Islam bukan konsentrasi utama kami
- di samping waktunya belum tiba, ummat saat ini membutuhkan sesuatu yg jauh lebih penting daripada bungkus khilafah/negara Islam
- yaitu pembenahan moral dan mental yg merosot tajam luar biasa. Karena khilafah/negara Islam tak akan berdiri dg kondisi buruk seperti ini
- pada akhirnya; semestinya kita mengarahkan perjuangan pada segala hal yg bersinggungan dg moral dan Ihsan dalam beragama..
- oke lah kita terpikir khilafah, tak masalah, tapi bukan menjadi tujuan utama sampai hal2 prinsip dlm syariat banyak yg terbengkelai
- karena sekali lagi, jika cermat menilai, khilafah hanyalah salah satu sistem untuk menjalankan syariat di muka bumi ini...
- dan untuk jalannya roda syariat, juga tidak hanya monopoli khilafah saja. Sistem apapun selama bisa menjalankannya, maka itu baik
- Karena tujuan utama diterapkannya syariat di antaranya adalah terwujudnya keadilan antar sesama manusia di muka bumi ini...
- semoga mencerahkan dan semoga menambah ilmu... selamat menikmati akhir pekan. Salam

   @awyyyyy 20-10-2013
chirp by @mbalyo
source from http://chirpstory.com/li/163781

No comments:

Post a Comment