1. BAGAIMANA SEBUAH TREND INVESTASI KONYOL DICIPTAKAN |
2. Masih ingat kasus boomingnya ikan Lou Han? Kita pernah
alami bagaimana masyarakat kita jadi tergila2 dg ikan nonong itu |
3. Masih ingat kasus boomingnya tanaman Anthorium Jemani?
Sekonyong2 hobi tanam menanam mewabah di sebagian negeri ini |
4. Masih ingat kasus Tokek? Makhluk yang dulunya tidak pernah
kita perhatikan ini tiba2 memiliki daya tarik yg luar biasa |
5. Masih banyak lagi kasus2 seperti diatas tapi ketiga
contoh2 tsb cukup mempresentasikan betapa mudahnya masyarakat kita
dibohongi |
6. Dlm kultwit ini kami mengajak para pembaca ikut berfikir
kritis. Hanya dg sikap kritislah kita bisa melihat sesuatu dibalik
sesuatu |
7. Dr ketiga contoh diatas, kita lihat ada kesamaan. Semua
trend konyol tsb dimungkinkan terjadi karena satu hal: Keserakahan Umat
Manusia |
8. Lihatlah, apakah mereka yg tiba2 tergila2 pd Lou Han,
Anthorium Jemani dan Tokek itu sebelumnya memang punya hobi dibidang
itu? |
9. Mereka yg tergila2 pd Lou Han kebanyakan, sebelumnya tidak
pernah punya aquarium |
10. Mereka yg tergila2 pd Anthorium Jemani, sebelumnya juga
bukanlan pencinta tanaman |
11. Apalagi mereka yg mendadak tergila2 pada tokek,
sebelumnya jelas mereka bukan pencinta tokek |
12. Lalu apa pendorong semua kegilaan itu? Jawabannya
sederhana, karena melonjaknya nilai ekonomis dari ketiga komoditi diatas |
13. Pertanyaannya, benarkah telah terjadi peningkatan nilai
finansial yg alami, berdasarkan hukum permintaan dan penawaran? |
14. Jawabannya, TIDAK! Perlu diingat bahwa ketiga komoditi
diatas adalah makhluk hidup. Bisa dikembangbiakkan. Di budidayakan |
15. Dari penjelasan diatas, seharusnya sudah dapat dipahami
bahwa trend tersebut tidak akan berlangsung lama |
16. Saat harga melonjak, orang2 akan berbondong2
membudidayakan komoditas tsb. Ada gula ada semut |
17. Saat supply melebihi demand maka bisa dipastikan harga
pun akan secepat kilat terjun bebas |
18. Tapi bagaimana sesungguhnya trend “gila” tersebut bisa
direkayasa? Nah, disini kami akan buka rahasianya |
19. Dengan modal secukupnya siapapun bisa menjadi
“spekulator” yg bisa mengeruk keuntungan yg sebesar2nya |
20. Agar mudah memahami bagaimana “trend gila” tsb bisa
direkayasa, kami akan menyampaikannya dalam bentuk cerita. Silakan
disimak baik2 |
21. Alkisah pak Ali datang ke suatu wilayah di Indonesia.
Anggap saja dia datang ke wilayah Jawa Tengah. Dia membawa modal
secukupnya |
22. Pak Ali yang berasal dari Jakarta ini mulai
memperkenalkan diri pada masyarakat setempat sebagai seorang eksportir |
23. Dia sampaikan kpd masyarakat bahwa dia sedang mencari
“Tikus Curut” karena sangat dibutuhkan sbg bahan dasar obat kangker |
24. Pak Ali butuh sebanyak2nya “Tikus Curut” asli Indonesia
karena permintaan dari Jepang sangat tinggi |
25. Sebagai imbalannya maka dia bersedia membayar Rp 50 ribu
untuk setiap satu ekor “Tikus Curut” ukuran dewasa |
26. Atas imbalan yg dijanjikan pak Ali, maka masyarakat pun
berbondong2 mencari Tikus Curut |
27. Terciptalah wabah perburuan Tikus Curut di propinsi Jawa
Tengah. Makhluk yg sebelumnya begitu dibenci itu kini menjadi begitu
imut2 |
28. Pak Ali pun dengan konsisten memenuhi janjinya. Dia bayar
setiap “Tikus Curut” dewasa yg disetorkan padanya seharga 50 rb |
29. Akibatnya tercipta pula “pasar” Tikus Curut dimana mulai
muncul para pedagang2 tikus curut dadakan |
30. Lama2 Tikus Curut di wilayah tersebut mulai berkurang,
malah terancam punah karena diburu terus-menerus |
31. Sebagaimana biasa, hukum supply and demand pun berlaku.
Harga Tikus Curut mulai naik menjadi 100 rb per ekor |
32. Karena alasan kebutuhan yg luar biasa tinggi di luar
negeri, Pak Ali masih bersedia membeli dg harga 100 rb per ekor |
33. Karena jumlah Tikus Curut makin berkurang, maka mulailah
muncul jenis usaha baru: BUDIDAYA TIKUS CURUT |
34. Dampak psikologis pasar juga mulai terasa, perdagangan di
level masyarakat mulai menghargai Tikus Curut seharga 150 rb |
35. Krn kebutuhan, Pak Ali tetap mau membeli Tikus Curut dari
masyarakat dg harga 150 rb. Mengingat jumlah Tikus Curut jg makin
berkurang |
36. Sesuai hukum pasar, makin lama harga Tikus Curut makin
mahal. Bahkan mencapai angka 200 rb per ekor |
37. Pasar yang makin menggila tampaknya makin mendongkrak
nilai ekonomis Tikus Curut. Harganya kini mencapai 400 rb per ekor |
38. Akibat keuntungan yg menggiurkan, byk orang yg lbh
memilih keluar dr pekerjaannya beralih menjadi peternak atau pedagang
Tikus Curut |
39. Akibat pasokan yg makin menurun itu, Pak Ali menyampaikan
bahwa dia bersedia membeli Tikus Curut seharga 1 juta per ekor dewasa |
40. Sementara ini dia akan pergi ke Jepang dulu untuk urusan
bisnis Tikus Curut-nya. Dia tinggalkan asisten “rahasianya” di Jawa
Tengah |
41. Nanti sepulangnya dari Jepang, Pak Ali akan membeli
berapapun jumlah Tikus Curut dg harga 1 jta per ekor dewasa |
42. Melihat permintaan yg makin melambung itu maka
terciptalah "euforia" gila2an di kalangan masyarakat |
43. Banyak orang yg menjual rumahnya untuk modal bisnis Tikus
Curut, ada pula yg meminjam uang dari bank |
44. Sementara itu asisten Pak Ali secara sembunyi2 menawarkan
Tikus Curut yg selama ini dibeli dan dikumpulkan oleh Pak Ali |
45. Asisiten Pak Ali menjual tikus curut milik Pak Ali
seharga 800 rb per ekor. Maka masyarakatpun berbondong2 membelinya |
46. Karena keuntungan yg “didepan mata” banyak orang kalap
membeli sebanyak2nya Tikus Curut dari asisten rahasia Pak Ali |
47. Setelah semua stok Tikus Curut terjual maka asisten Pak
Ali kembali ke Jakarta, menyerahkan uang hasil penjualan kpd Pak Ali |
48. Pak Ali pun tidak pernah datang kembali ke Jawa Tengah,
dia sekarang menikmati hasil investasinya sambil tertawa bahagia |
49. Tikus Curut yg dibeli seharga 50rb – 400rb per ekor
berhasil dijual laris manis dg harga 800rb per ekor |
50. Betapa mudahnya Pak Ali mendapatkan keuntungan, betapa
bodohnya masyarakat yg tertipu oleh nafsu serakahnya sendiri |
51. Sekian kultwit kami, semoga mencerahkan dan bermanfaat |
END |
@PartaiSocmed
06-03-2013
chirp by @jacksonpurba
source from
http://chirpstory.com/li/59035
|
No comments:
Post a Comment